Jumat, 25 Maret 2016

Cara Menganalisis Audiens



            Analisis audiens adalah  ketikan Anda mempertimbangkan  semua unsur unsur yang terkait dalam mendefinisikan karakteristik demografs  (juga dikenal sebagai Demografi) audiens Anda  (McQuail, 1997). 

            Demorafis secara luas digunakan oleh periklanan dan hubungan masyarakat profesional untuk menganalisis spesifik penonton sehingga produk atau ide-ide mereka akan membawa pengaruh. Namun, semua semua pembicara yang baik mempertimbangkan demografis karakteristik penonton mereka. Karakteristik demografi beberapa diantaranya etnis, usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, agama, dan tingkat pendidikan.

Cara Melakukan Pendekatan dalam Analisis Audien, beberapa diantaranya yaitu :
  1. Direct Observation
Melakukan observasi langsung, observasi ini dilakaukan untuk mencari data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang berupa tulisan yang berisi tentang tingkah laku atau sifat manusia yang dapat diamatai  atau data yang tidak memerlukan literatur atau buku-buku untuk melakukan observasi tersebut. Dalam melakukan observasi ini kita hanya menggunakan lima alat indera kita. Observasi ini mmrupakan observasi yang paling mudah karena hanya mengandalkan alat indera kita saja.
  1.  Inference
Inference atau Memberikan kesimpulan merupakan perpanjangan logis dari direct observation. Setelah melakukan direct observation, kita membuat atau menarik kesimpulan mengenai audiens kita yang hadri pada saat melakukan pidato atau public speaking
  1. Data Sampeling
Metode yang terakhir adalah data sampeling atau sampel data. Data sampeling ini kita memberikan angket atau kuisioner yang berupa pertanyaan atau pernyataan mengenai sebuah topik yang ingin diajukan oleh seorang yang akan melakukan public speaking dalam mencari tahu audiensnya. Data sampling menggunakan bukti statistik untuk mengukur dan menjelaskan karakteristik penonton.
Beberapa cara untukmelakukan data sampeling yaitu :

         Basic Quisioner
basic questionnaire adalah serangkaian pertanyaan lanjutan untuk menghasilkan data demografi dan sikap dari audiens. Basic quisioner atau kuiioner dasar ini sering digunakan oleh kebanyakan orang. Pertannyaannya yaitu berupa pertanyaan yang bentuknya seperti esay pada saat ulangan.

      Ordered Categories
Ordered Categories memberikan isian yang bersifat memerintah. Contohnya : “urutkan hal yang paling Anda sukai sampai yang paling Anda tidak sukai.” Kata yang bersifat perintah pada contoh tersebut yaitu kata “urutkan”. Tempat untuk mengisi perintah tersebut biasanya berderet ke bawah.



      Like-type Testing
Adalah ketika Anda membuat pernyataan, dan meminta Termohon (audiens) untuk mengukur kedalaman  sentimen mereka  terhadap pernyataan itu positif, negatif atau netral. Kuisioner ini berupa memberikan tanggapan atau persetujuan mengenai suatu haldengan cara memberikan rating angka 1-5.


Kategoi Analisis Audiens
         Situational analysis
Analisis situasi merupakan kategori dalam analisis audiens. Dalam analisis situasi, seorang public speaking harus melihat situasi saat akan melakukan pidato atau berbicara di depan publik. Dengan menganalisis situasi maka saat public speaking tidak akan terjadi miss komunikasi karena sudah mengetahui kondisi audiens sebelumnya.
         Demographic analysis
Analisis demografi merupakan analisis latar belakang audiens kita. Contohnya, suku, latar belakang pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, pendapatan, agama, ras, dan lain sebagainya.
         Psychological analysis
Analisis psikologi merupakan analisis yang dilakukan  terhadap audiens oleh seorang public speakers dengan tujuan untuk mengetahui sikap audiens seperti apa.
         Multicultural analysis
Analisis multi-budaya yaitu kita sebagai public speaker harus mengetahui budaya-budaya dari audiens kita supaya tidak menyinggung salahsatu budaya pada saat kita melakukan bicara di depan publik.
         Interest and knowledge analysis
Analisis yang terakhir merupakan analisis ketertarikan dan pengetahuan. Kita harus menganalisis audiens kita sejauh mana ketertarikan audiens kita terhadap topik yang akan dibawakan pada saat melakukan public speaking. Selain itu kita juga harus bisa menganalisis pengetahuan audiens kita sejauh mana, jangan sampai pengetahuan audiens lebih jauh dari kita mengenai topik tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka akan terjadi sikap mengabaikan si pembicara karena audiens merasa sudah mengetahui lebih jauh topik tersebut sehingga tidak terjadi ketertarikan akan topik tersebut.

Sources                                                       : www.publicspeakingproject.org
By                                        : Peter DeCaro, Ph.D. University of Alaska –                                                                       Fairbanks
                                               Tyrone Adams, Ph.D. University of                                                                                   Lafayette
                                                                     Bonnie Jefferis, Ph.D. St. Petersburg College

Translated and summarized by                 : Ilham Tri Nugraha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar