Rabu, 15 Juni 2016

Pro dan kontra merokok di lingkungan kampus Politeknik APP Jakarta (Public place)

            Halo rekan-rekan, gimana kabarnya ? nah pada kesempatan kali ini admin akan membahas megenai pro dan kontra merokok di lingkungan kampus Politeknik APP Jakarta. Disini admin tidak akan mengatakan bahwa merokok itu benar atau salah. Tetapi yang akan admin bahas disini apakah merokok di tempat umum itu baik atau buruk, terlebih di lingkungan Kampus Politeknik APP Jakarta.
            Oh iya, apakah rekan rekan sudah tahu pengertian dari rokok itu sendiri ?
            Menurut Wikipedia, “rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi terhgantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
            Nah sekarang rekan-rekan sudah tahu kan pengertian dari rokok itu sendiri. Sekarang admin akan membahas mengenai merokok di lingkungan kampus dari sudut pandang perokoknya. Kalo misalnya admin sebagai perokok, admin bakalan setuju kalau misalnya merokok di lingkungan kampus, alasannya karena kalau perokok di suruh untuk merokok di tempat yang sudah disediakan itu tidak efektif karena terlalu jauh. Sedangkan gedung perkuliahan begitu luas. Hal tersebut di khawatirkan akan menyebabkan mahasiswa telat masuk ke kelas untuk mengikuti jam perkuliahan. Mahasiswa lebih baik mencari tempat terdekat untuk merokok.
            Tetapi kalo misalnya admin menjadi perokok pasif admin tidak setuju apabila merokok di lingkungan kampus itu diperbolehkan. Kalo misalnya alasannya merokok di tempat yang sudah disedakan tidak efektif, perokok aktif bisa memperkirakan waktu untuk pergi ke smoking area bukan di saat akan di mulai jam kuliah atau saat jam kuliah berlangsung. Dengan begitu tidak akan ada masalah dengan waktu. Kalo misalnya alasannya cape pergi ke smoking area mending situ gak usah merokok.
            Oke kalau begitu si perokok pasif mengambil sudut pandang bebeda. Kegiatan mahasiswa di Politeknik APP Jakarta dari waktu ke waktu begitu padat sehingga membuat mereka sangat sibuk. Keseharian mereka diisi dengan tugas-tugas yang terus bermunculan. Dengan banyaknya tugas tersebut menyebabkan beberapa mahasiswa merasa stres. Alhasil, beberapa mahasiswa yang stres tersebut mencari jalan keluar untuk mengatasinya, yaitu dengan cara merokok. Tetapi beberapa mahasiswa tersebut merokok tidak pada tempat yang sudah disediakan oleh pihak kampus. Pada intinya merokok di lingkungan kampus tersebut untuk mengurangi rasa stres.
            Admin sebagai perokok pasif tidak setuju kalau merokok di lingkungan kampus untuk mengatasi stres. Ada cara lain untuk mengatasi stres di lingkungan kampus diantaranya bisa mendengarkan musik dan bercanda dengan teman-teman yang lainnya. Berdasarkan penelitian pun, musik dapat menghilangkan stres, apalagi musik klasik. Disitu perokok aktif lingkungan Politeknik APP Jakarta harus berfikir lebih luas lagi bahwa tidak hanya rokok yang dapat menghilangkan stres.
            Posisi admin kembali ke perokok aktif lagi. Kalau memang merokok di lingkungan kampus (di tempat umum) tidak diperbolehkan, bagaimana dengan fasilitas smoking area yang disediakan oleh pihak kampus apakah sudah memadai dan mencukupi untuk menampung semua perokok di lingkungan kampus ?. kalau memang tidak memadai, bagaimana cara mengatasinya ?
            Posisi admin kembali sebagai perokok pasif. Tadi saya menggaris bawahi kalau Anda sebagai peroko aktif takut smoking area nya tidak mencukupi untuk menampung semua perokok di Politeknik APP Jakarta. Pertanyaan saya, apakah setiap Anda merokok di smoking area tempatnya selalu penuh ? apakah Anda kalau merokok di smoking area selalu mengantri ? tidak kan ?. jadi gunakan dan manfaatkan saja dulu fasilitas yang sudah di sediakan oleh pihak kampus. Tetapi apakah Anda sadar bahwa apabila merokok di tempat umum itu merugikan banyak orang. Mungkin Anda tidak sadar bahwa banyak orang yang terganggu dengan asap-asap Anda. Asap yang ditimbulkan dari rokojk Anda itu menimbulkan berbagai penakit bagi para perokok pasif.
            Admin sebagai perokok aktif tidak setuju kalau merokok di tempat umum merugikan banyak orang. Admin sebagai perokok aktif merupakan masyarakat Indonesia yang mempunyai hak yang sama dengan warga negara lainnya. Disitu kalau tidak diperbolehkan merokok di tempat umum, maka Anda melanggar HAM.
            Admin sebagai peroko pasif sangat tidak setuju dengan statment yang saudara keluarkan. Kalau tidak diperbolehkannya merokok di tempat umum melanggar hak dan HAM Anda sebagai Warga Negara Indonesia, lalu bagaimana dengan para orang yang tidak merokok ? Anda juga mengambil haknya untuk menghirup udara yang bebas asap rokok dan Anda juga melanggar hak asasi mereka untuk bernafas tanpa asap rokok.
            Admin sebagai perokok aktif keberatan atas tuduhan Anda kalau saya mengambil hak mereka untuk mendapatkan udara segar tanpa asap rokok. Selama saya sering merokok di tempat umum tidak pernah ada satupun orang yang mengatakan kalau saya mengganggu mereka.
            Admin sebagai perokok pasif. Memang jarang orang yang berani menegur orang yang merokok di tempat umum, tapi saya sebagai perokok pasif merasakan sendiri bahwa hal tersebut sangat mengganggu kami. Dan apakah Anda tahu bahwa ada Perda untuk tidak merokok di tempat umum dan apabila Anda tetap melanggar maka Anda akan dikenakan sanksi pidana. Perdanya yaitu Perda DKI Jakarta No. 75 Thn 2005 ttg Kawasan Dilarang Merokok Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 75 TAHUN 2005
TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK


            Berdasarkan argumen-argumen di atas, maka mahasiswa Politeknik APP Jakarta dilarang merokok di lingkungan kampus (tempat umum) dikarenakan lebih banyak merugikan orang orang. Selain itu, ada Peraturan Daerah yang melarang untuk merokok di tempat umum.

Minggu, 22 Mei 2016

Polosnya Orang Daerah

Polosnya Orang Daerah
Cerita 1
            Ini merupakan beberapa kisah nyata dari orang-orang daerah yang pergi ke Ibukota. Ini kisah nyata, ini benar-benar terjadi, ini real, ini fakta, ini itu.
            Pada suatu sore (sebut saja namanya) bunga di ajak sodaranya (sebut saja namanya) daun pergi ke bioskop untuk menonton sebuah film. Mereka pun jalan ke depan gang rumah mereka untuk naik bajaj. Beberapa saat kemudian mereka sampai di halaman bioskopnya, dan yang turun si Daun duluan setelah itu si Bunga yang keluar. Di situ daun heran melihat Bunga yang tidak memakai sandalnya, lalu Daun bertanya
Daun   : Sendal lu mana Nga ?
Bunga  : Sendal ? pas naik bajaj saya lepas sandalnya tadi
Daun   : Aduh kamu ini ko di lepas sih, pake aja Nga, ini bukan di kampung -_-
Bunga  : Terus gimana dong ?
Daun   : Yaudah beli dulu ayo. Entar pas masuk bioskop jangan di lepas ya sandalnya.
            Mereka pun masuk ke dalam bioskop dan posisinya si Daun duduk duluan di kursinya. Karena kebiasaan di kampung kalo ketemu orang atau pengajian patsi salaman, alhasil semua orang yang ada di bioskop itu disalamin semuanya sama si Bunga, dia kira di pengajian kali -_-
Daun   : Aduh jangan bikin malu Nga -_-
 Padahal si Daun juga punya pengalaman yang bikin ngakak hahaha
            Selain itu juga ada si (sebut saja namanya) Areng. Waktu itu dia disuruh bosnya untuk membeli gula ke Indomaret. Tapi dia tidak masuk ke dalam Indomaretnya, dia hanya mengetuk-ngetuk pintu Indomaretnya hingga pegawainya menyuruh masuk. Tetapi dia hanya masuk setengah badan, dan setengah badannya lagi berada di  belakang pintu sambil berkata “beli gula”. Dia kira di kampung kali ya hahahaha.
            Setelah mempelajari pengalaman-pengalaman tersebut, saya merasa yakin kalau saya suatu hari nanti pergi ke ibukota tidak akan mengalami hal-hal serupa, kenapa saya berfikir seperti itu ? karena saya anak muda pastinya gaul dong. Tapi sial, saya juga mengalami hal yang sama.....
BERSAMBUNG

Cerita 2
            Pada suatu hari saya bertemu dengan teman saya di sebuah mall di daerah Jaksel. Sebut saja namanya Kaktus, hingga pada akhirnya kami masuk kedalam obrolan yang kesana kemari sambil menceritakan pengalaman masing-masing. Ada satu pengalaman si Kaktus yang bikin saya terus tertawa kalau mengingatnya. Pengalamannya yaitu ketika si Kaktus terkunci di dalam bioskop. Jadi ceritanya seperti ini :
Suatu hari jam 9 pagi... krriiiiing kriiiiing bunyi telepon di meja loket sebuah bioskop di salah satu daerah di Jaksel.
Penjaga loket   : Hallo, dengan siapa ? ada yang bisa kami bantu ?
Kaktus             : Saya mau nanya mas, kalo bioskop di bukanya jam berapa ?
Penjaga loket   : Nanti jam 2 sore mas !
Kaktus             : Bukanya jam 10 aja dong mas please
Penjaga loket   : Ga bisa mas, bukanya sudah biasa jam 2 sore mas
Tut tut tut telepon mati
Tiba tiba pas jam 11 telepon berbunyi lagi
Kaktus             : Hallo, jam berapa bioskop bukanya ?
Penjaga loket   : kamu yang tadi telepon ya ?,,, bukanya tetep jam 2 mas ga bisa di ubah.
Kaktus             : Bukanya sekarang aja dong mas
Penjaga loket   : ga bisa, ye emangnya ini bioskop nenek mu ?
Kaktus             : nawar aja sedikit mas, kasiani saya mas. Yaudah gapapa jam 12 aja bukanya                       mas gimana ?
Penjaga loket   : sebenernya kamu mau nonton film apa sampe ngebet gitu. Sampe dari tadi                         neleponin saya
Kaktus             : hiks...hiks...hiks...hiks.... saya kekunci di dalem bioskop bang. Semalem pas                        nonton ketiduran... tolong kang bukainnn saya mau pulaaaaaang












(Cerita satu teriinspirasi dari sumber www.blog-cilik.blogspot.com)

Sabtu, 09 April 2016

Facial Expressions (Ekspresi Wajah)

Ekspresi ini biasa saya lakukan ketika saya memikirkan suatu
moment yang membahagiakan dan momen yang sangat berharga

Ekspresi ini biasa oang-orang lakukan ketika kaget atau
tidak percaya akan suatu hal yang sedang/telah terjadi

Ekspresi ini bisa muncul ketka saya bangun tidur atau
sedang mengantuk

Ekspresi ini muncul saat jijik atau tidak suka
pada sesuatu/seseorang, bisa juga saat melihat
sesuatu yang bikin ilfeel

Ekspresi ini terjadi pada saat saya kesel pada sesuatu,
atau sesuatu yang bikin jengkel

Ekspersi ini akan terlihta di wajah saya ketika
saya merasa haus dan butuh minum

Ekspresi ini terjadi saat teman kita ketahuan
 sedang membicarakan kejelekan kita.

Ekspresi inu terjadi saat mencicipi makanan yang asam/kecut

Ekspresi ini terjadi saat memakan makanan yang pedas
dan membutuhkan makanan atau minuman yang menetralkan
rasa pedas

Ekspresi ini terjadi saat melihat hal yang lucu
sementara kita harus menahan tertawa.
 karena situasinya saat formal atau sakral

Ekspresi saat menunggu jam istirahat di kelas.
ingin cepat istirahat karena tidak betah di kelas

Ekspresi ini terjadi saat lapar melihat makanan (haha)

Ekspresi ini terjadi  saat marah dan memaki orang yang tidak tahu diri

Ekspresi ini terjadi saat tegang dan takut ketahuan

Ekspresi ini terjadi saat sedang sakit dan belum
ada tenaga buat beraktivitas

Ekspresi ini terjadi saat mendengar orang yang
berbicara so bijak, padahal kenyataannya tidak







Itu merupakan beberapa ekspresi saya kawan, mana ekspresi kalian :)  ?

Kamis, 31 Maret 2016

RESENSI FILM LUCY



RESENSI FILM LUCY


Genre
:
Action, Sci-Fi
Sutradara
:
Luc Besson
Produser
:
Christophe Lambert, Luc Besson
Penulis Naskah
:
Luc Besson
Pemain
:
Scarlett Johansson, Morgan Freeman, Choi Min-sik, Amr Waked, Pilou Asbaek, Mason Lee
Tanggal Rilis
:
8 Agustus  2014
Bahasa
:
Inggris
Distributor
:
Universal Pictures

           
            Film garapan Luc Besson yang bergenre Science-Fiction ini menceritakan seorang perempuan bernama Lucy, Lucy kala itu tinggal di Taiwan. Entah apa yang melatar belakangi ia harus tinggal di Taiwan. Hingga pada akhirnya kekasih Lucy melibatkan Lucy dalam perdagangan narkoba internasional. Lucy diculik oleh kawanan bandar narkoba untuk menyelundupkan narkoba ke luar Taiwan. Namun, narkoba yang ditaman ditubuh Lucy mengalami kebocoran dan bereaksi dengan sistem DNA nya. Seketika itu, Lucy merasa ada yang tidak beres dan Lucy dapat merasakan semua hal yang ada disekelilingnya. Ia dapat menyerap kemampuan seseorang, dapat menggerakkan benda dengan pikiran dan tidak dapat merasakan sakit serta beberapa kemampuan lain yang tak dimiliki manusia normal, yang pada akhirnya ia menjadi manusia yang super dengan kemampuan memproses otak sebesar 100%.

 
Source of ficture: www.weekendnotes.com
 
            Film ini terlalu banyak kontak senjata dan ada beberapa adegan yang harus disensor. Sehingga tidak dianjurkan untuk ditonton anak di bawah umur. Film ini membuat orang awam terbawa dalam
suasana film tanpa mengerti apa yang sedang diceritakan. Tetapi film ini juga mempunyai sisi positifnya yaitu memberikan informasi pada penonton bahwa berapa persen otak kita bisa bekerja. Selain itu film ini juga menghimbau kita untuk tidak percaya pada orang asing, maksudnya kita harus lebih berhati-hati lagi.




Diresensi oleh : Ilham Tri Nugraha

Resensi Buku Don’t Live Your Life in One Day



Resensi Buku Don’t Live Your Life in One Day


Judul               : Don’t Live Your Life in One Day
Penerbit           : PT Elex Media Komputindo
Penulis             : Johnny Ong
Tahun Terbit    : 2013
Tebal               : 219 halaman


            “Don’t live your life in one day,” merupakan sebuah buku yang ditulis oleh seorang Chief Financial Officer & Executive Vice President dari Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd yang bernama Mr. Johnny Ong. Keunggulan buku ini yaitu menawarkan  berbagai prinsip yang akan menuntun pembaca membatasi area kehidupan pembaca itu sendiri serta mengenali keberhasilan yang akan datang kepada pembaca. Selain itu, Buku ini memaparkan  tentang 100 aturan efektif untuk menjalani kehidupan yang penuh makna yang akan membantu pembaca menjalani kehidupan dengan beberapa saran dan kunci untuk mengelola pikiran efektif, mengembangkan potensi diri sepenuhnya, menciptakan hubungan yang kuat, menghargai semua hal yang terbaik dalam kehidupan serta menjalani kehidupan yang seimbang dan lebih efektif dalam menjalani kehidupan. Keunggulan lain dari buku ini terdapat banyak kata motivasi sehingga bisa membangkitkan semangat si pembaca.

            Jika ada kelebihan maka akan ada kekurangan, termasuk buku ini juga  mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya pada buku ini terdapat 100 aturan untuk menjalani kehidupan yang penuh makna. Akan tetapi hal itu membuat pembaca kewalahan untuk mengingat 100 aturan tersebut, sehingga hanya beberapa aturan saja yang diingat oleh si pembaca. Akan lebih baik lagi jika isi pada buku ini lebih diciutkan lagi, dalam artian 100 aturan tersebut dipadatkan lagi dengan catatan tanpa mengurangi makan yang sudah disampaikan pada buku yang sudah jadi sekarang. Ada juga beberapa kesalahan dalam penulisannya selain itu juga ada beberapa tulisan yang kurang menarik dan sulit dimengerti.



            Buku ini disarankan untuk dibaca oleh orang-orang yang ingin merubah hidupnya dan membutuhkan saran atau panduan untuk menuju hidup yang lebih baik lagi. Buku ini terjangkau dan mudah didapatkan di toko-toko buku terdekat. Sekarang mulailah membaca, seperti salah satu aturan yang terdapat dalam buku ini.


Diresensi oleh : Ilham Tri Nugraha

Jumat, 25 Maret 2016

Cara Menganalisis Audiens



            Analisis audiens adalah  ketikan Anda mempertimbangkan  semua unsur unsur yang terkait dalam mendefinisikan karakteristik demografs  (juga dikenal sebagai Demografi) audiens Anda  (McQuail, 1997). 

            Demorafis secara luas digunakan oleh periklanan dan hubungan masyarakat profesional untuk menganalisis spesifik penonton sehingga produk atau ide-ide mereka akan membawa pengaruh. Namun, semua semua pembicara yang baik mempertimbangkan demografis karakteristik penonton mereka. Karakteristik demografi beberapa diantaranya etnis, usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, agama, dan tingkat pendidikan.

Cara Melakukan Pendekatan dalam Analisis Audien, beberapa diantaranya yaitu :
  1. Direct Observation
Melakukan observasi langsung, observasi ini dilakaukan untuk mencari data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang berupa tulisan yang berisi tentang tingkah laku atau sifat manusia yang dapat diamatai  atau data yang tidak memerlukan literatur atau buku-buku untuk melakukan observasi tersebut. Dalam melakukan observasi ini kita hanya menggunakan lima alat indera kita. Observasi ini mmrupakan observasi yang paling mudah karena hanya mengandalkan alat indera kita saja.
  1.  Inference
Inference atau Memberikan kesimpulan merupakan perpanjangan logis dari direct observation. Setelah melakukan direct observation, kita membuat atau menarik kesimpulan mengenai audiens kita yang hadri pada saat melakukan pidato atau public speaking
  1. Data Sampeling
Metode yang terakhir adalah data sampeling atau sampel data. Data sampeling ini kita memberikan angket atau kuisioner yang berupa pertanyaan atau pernyataan mengenai sebuah topik yang ingin diajukan oleh seorang yang akan melakukan public speaking dalam mencari tahu audiensnya. Data sampling menggunakan bukti statistik untuk mengukur dan menjelaskan karakteristik penonton.
Beberapa cara untukmelakukan data sampeling yaitu :

         Basic Quisioner
basic questionnaire adalah serangkaian pertanyaan lanjutan untuk menghasilkan data demografi dan sikap dari audiens. Basic quisioner atau kuiioner dasar ini sering digunakan oleh kebanyakan orang. Pertannyaannya yaitu berupa pertanyaan yang bentuknya seperti esay pada saat ulangan.

      Ordered Categories
Ordered Categories memberikan isian yang bersifat memerintah. Contohnya : “urutkan hal yang paling Anda sukai sampai yang paling Anda tidak sukai.” Kata yang bersifat perintah pada contoh tersebut yaitu kata “urutkan”. Tempat untuk mengisi perintah tersebut biasanya berderet ke bawah.



      Like-type Testing
Adalah ketika Anda membuat pernyataan, dan meminta Termohon (audiens) untuk mengukur kedalaman  sentimen mereka  terhadap pernyataan itu positif, negatif atau netral. Kuisioner ini berupa memberikan tanggapan atau persetujuan mengenai suatu haldengan cara memberikan rating angka 1-5.


Kategoi Analisis Audiens
         Situational analysis
Analisis situasi merupakan kategori dalam analisis audiens. Dalam analisis situasi, seorang public speaking harus melihat situasi saat akan melakukan pidato atau berbicara di depan publik. Dengan menganalisis situasi maka saat public speaking tidak akan terjadi miss komunikasi karena sudah mengetahui kondisi audiens sebelumnya.
         Demographic analysis
Analisis demografi merupakan analisis latar belakang audiens kita. Contohnya, suku, latar belakang pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, pendapatan, agama, ras, dan lain sebagainya.
         Psychological analysis
Analisis psikologi merupakan analisis yang dilakukan  terhadap audiens oleh seorang public speakers dengan tujuan untuk mengetahui sikap audiens seperti apa.
         Multicultural analysis
Analisis multi-budaya yaitu kita sebagai public speaker harus mengetahui budaya-budaya dari audiens kita supaya tidak menyinggung salahsatu budaya pada saat kita melakukan bicara di depan publik.
         Interest and knowledge analysis
Analisis yang terakhir merupakan analisis ketertarikan dan pengetahuan. Kita harus menganalisis audiens kita sejauh mana ketertarikan audiens kita terhadap topik yang akan dibawakan pada saat melakukan public speaking. Selain itu kita juga harus bisa menganalisis pengetahuan audiens kita sejauh mana, jangan sampai pengetahuan audiens lebih jauh dari kita mengenai topik tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka akan terjadi sikap mengabaikan si pembicara karena audiens merasa sudah mengetahui lebih jauh topik tersebut sehingga tidak terjadi ketertarikan akan topik tersebut.

Sources                                                       : www.publicspeakingproject.org
By                                        : Peter DeCaro, Ph.D. University of Alaska –                                                                       Fairbanks
                                               Tyrone Adams, Ph.D. University of                                                                                   Lafayette
                                                                     Bonnie Jefferis, Ph.D. St. Petersburg College

Translated and summarized by                 : Ilham Tri Nugraha